Berhutang memang suatu hal yang tak ingin kita lakukan. Hanya,
desakan dari kebutuhanlah yang memaksa kita, hingga kita harus
berhutang. Padahal, berhutang itu tidaklah nyaman. Karena seringkali
karena banyaknya hutang yang belum kita bayar, akan menjadi pikiran
tersendiri dalam benak kita. Hingga hari-hari yang dijalani pun penuh
dengan rasa resah dan gelisah. Lalu bagaimana cara kita agar mudah
melunasi hutang secara cepat?
Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur, “Pada suatu hari
Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada
seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di
sana. Beliau bertanya, ‘Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang
duduk di luar waktu shalat?’ Ia menjawab, ‘Aku bingung memikirkan
hutangku, wahai Rasulullah.’ Beliau bertanya, ‘Maukah aku ajarkan
kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan
menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?’ Ia menjawab, ‘Tentu,
wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Jika kau berada di waktu pagi
maupun sore hari, bacalah do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ
وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan
sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku
berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung
kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Kata Abu Umamah, ‘Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’aala
berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku’,”
(HR. Abu Dawud 4/353).
Ada beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari hadits di atas. Di
antaranya ialah ternyata sahabat merupakan manusia biasa seperti
kebanyakan manusia pada umumnya. Bilamana ia terlibat hutang maka ia
menjadi bingung dan sedih. Hal ini jelas dinyatakan oleh Abu Umamah
radhiyallahu ’anhu. Sahabat yang satu ini saking sedih dan bingungnya
menghadapi lilitan hutang hingga kedapatan oleh Rasulullah shallallahu
’alaih wa sallam sedang berdiam diri di dalam masjid di luar jam
biasanya seseorang berada di masjid.
Pelajaran lainnya ialah bahwa sahabat tatkala ditawari doa oleh
Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam untuk menghilangkan kebingungan
dan mengatasi beban hutangnya, maka tanpa ragu sedikitpun ia menyambut
dan menerimanya. Bahkan dengan segera ia amalkan, sehingga dengan izin
Allah subhaanahu wa ta’aala tak lama sesudah ia rajin berdoa, Allah
subhaanahu wa ta’aala berkenan mengatasi problem hutangnya.
Tentunya sahabat Abu Umamah radhiyallahu ’anhu membaca doa bukan
sekedar seperti orang bernyanyi tanpa memahami dan meyakini kekuatan doa
tersebut. Di samping berdoa ia berusaha sekuat tenaga mengatasi apa-apa
yang ia lontarkan dalam doanya. Ia berusaha mengatasi bingungnya,
sedihnya, lemah dirinya, malasnya dan ketidakberdayaannya menghadapi
kesewenang-wenangan manusia kepada dirinya.
Demikianlah para sahabat radhiyallahu ’anhum. Mereka merupakan anak
didik terbaik Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam sehingga mereka
tidak pernah meragukan kekuatan doa. Barangkali jika di zaman sekarang
ada orang yang datang kepada seseorang mengeluhkan problem hutangnya
kemudian diberikan jalan keluar berupa doa kepada Allah subhaanahu wa
ta’aala, ia akan marah dan merasa dipermainkan. Artinya, jika kita
sedang bingung lantaran problem hutang yang tidak kunjung terlunasi,
maka hendaknya kitapun mengikuti jejak generasi terbaik para sahabat
radhiyallahu ’anhum tersebut. Mereka sungguh telah menghayati
kebenaran
firman Allah ta’aala di dalam Kitab-Nya:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ
الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُو
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran,” (QS. Al-Baqarah
ayat 186).
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa pelajaran yang sangat penting:
(1) Allah Ta’aala itu dekat. Artinya jangan kira Allah Ta’aala tidak
melihat dan mengetahui segala apa yang berkecamuk di dalam diri kita.
Termasuk segala kesulitan yang kita hadapi.
(2) Asalkan permohonan diajukan kepada Allah Ta’aala, maka Allah Ta’aala berjanji pasti akan mengabulkannya.
(3) Agar lebih besar kemungkinan dikabulkannya, hendaklah kita penuhi
segenap perintah Allah Ta’aala dan tentunya tinggalkan segenap
larangan-Nya.
(4) Berimanlah kepada Allah Ta’aala. Sebab Allah Ta’aala memliki
nama-nama yang baik (Asmaa-ul Husna). Allah Ta’aala Dialah yang Maha
Kaya, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Kuasa
mengabulkan segenap doa hamba-hambaNya.
Ingatlah, bukan hanya berdoa kepada Allah Ta’ala saja, tapi perlu
juga ikhtiar melalui kerja keras agar dapat menyelesaikan problem yang
tengah dihadapi, seperti terlilit hutang tersebut. (akhwat indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar